Budaya Kesenian Musik Trolingkung/Tong-tong Situbondo
SITUBONDO
UNIVERSITAS ABDURACHAMAN SALEH
Kata pengantar
Segala puji dan
syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Kesenian Batik
Situbondo”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih
dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.
Semoga makalah ini bermanfaat.
Amin
Daftar Isi
- BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .............................
B. Rumusan
Masalah ........................
C. Tujuan Masalah............................
- BAB II ISI
A. Pengertian .................................
B. Pembahasan Isi judul..................
- BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................
B.
Saran...............................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
kesenian tradisional yang merupakan salah satu unsur
kebudayaan, dalam kehidupan tidak dapat lepas dari masyarakat pendukung dan
lingkungannya. Berdasar hal tersebut dapat dikatakan pula bahwa kesenian
(termasuk musik) tradisional yang ada di satu kelompok masyarakat tertentu
berbeda dengan kesenian tradisional kelompok masyarakat lainnya. Hal tersebut
dikarenakan musik tradisional merupakan sebuah hasil karya dari kegiatan
manusia yang tentunya memperlihatkan karakter-karakter tertentu sesuai dengan
nilai, keyakinan, dan pengetahuan seniman terutama berkaitan dengan lingkungan
tempat seniman berada. Kesenian tradisional tersebut biasanya diterima sebagai
pewarisan dari generasi sebelumnya kepada generasi baru. Dalam prosesnya
kesenian tradisional umumnya akan mengalami perubahan-perubahan tertentu
setelah diterima oleh generasi penerusnya. Perubahannyapun bisa berupa
perubahan sebagian atau hampir pada seluruh bentuk kesenian tersebut.
Kesenian tradisional yang ada dan hidup di masyarakat kita dewasa ini beraneka
ragam dan masing-masing mempunyai karakter sesuai dengan kondisi kelompok/etnik
pendukungnya, tata kehidupan masyarakat beserta perubahannya yang turut
menentukan perkembangan dan kelestarian kesenian tradisional. Salah satu bentuk
kesenian tradisional tersebut adalah musik tongtong yang terdapat di Kabupaten
Situbondo, Jawa Timur.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah
Kesenian musik tong tong atau Trolingkung itu??
2. Kegunaan
dan peran musik tong tong terhadap kota situbondo
3. Perbedaan
Alat musik tong tong pada umumnya
4. Konsep
pembuatan alat musik tong tong
1.3 Tujuan
1. Mengatahui kesenia musik tong tong itu
2. Mengetahui Kegunaan dan peran musik tong
tong terhadap kota situbondo
3. Mengetahui Perbedaan Alat musik tong tong
pada umumnya
4. Mengetahui Konsep pembuatan alat musik tong tong
2.1
Pengertian Kesenian musik tong tong
Bambu bagi bangsa Indonesia merupakan
sesuatu yang sangat dekat dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Hampir di setiap tempat di Nusantara ini baik di kota apalagi di
desa, kita tidak akan begitu sulit bahkan sangat mudah untuk menemukan bambu
atau sesuatu yang terbuat dari bambu itu sendiri. Seperti misalnya rumah dan
perangkatnya, peralatan rumah tangga, peralatan untuk mengurus kematian,
peralatan (senjata) perang, bahan makanan, dan juga alat musikpun banyak
terbuat dari bambu.
Kentongan bambu seperti tongtong merupakan salah satu dari sekian banyak alat
musik yang dipakai oleh hampir seluruh suku di Indonesia. Hal ini dikarenakan
bambu bagi bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang sangat dekat dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir di setiap tempat di Nusantara
ini, tidak akan begitu sulit untuk menemukan bambu atau sesuatu yang terbuat
dari bambu itu sendiri. Seperti misalnya rumah dan perangkatnya, peralatan
rumah tangga, peralatan untuk mengurus kematian, peralatan (senjata) perang,
bahan makanan, dan juga alat musik pun banyak terbuat dari bambu.
Tongtong yang pada awalnya merupakan alat musik perorangan yang dipakai untuk
menghibur diri ketika sedang berada di tegah laut, lapangan, hutan atau sawah.
Tongtong juga dipakai sebagai alat komunikasi untuk mengumumkan sesuatu atau
sebagai tanda bahaya.
Pada saat ini, kentongan bambu telah banyak digunakan atau dimainkan dalam
format orkes ataupun ansambel, yakni dimainkan bersamaan dengan alat musik
sejenis ataupun dengan alat musik lainnya.
Musik tongtong yang terdapat di Kabupaten Situbondo Jawa Timur sebenarnya tidak
terlepas dari kesamaan budaya masyarakat Situbondo dengan masyarakat asli pulau
Madura. Dimana pada abad ke-18 kemerosotan kondisi sosial dan ekonomi di Madura
memicu emigrasi besar-besaran. Salah satu tempat tujuan emigrasi adalah daerah
pesisir utara ujung timur Pulau Jawa seperti Situbondo, Probolinggo, Bondowoso
dan Jember.
Musik tradisional seperti tongtong merupakan aspek kebudayaan yang tidak lepas
dari masyarakat pendukungnya. Musik apapun tidak akan dapat tumbuh dan
berkembang tanpa adanya dukungan yang baik dari masyarakat pendukungnya. Karena
tidak mungkin suatu bentuk kesenian itu ada ditengah-tengah kehidupan
masyarakat tertentu tanpa memiliki fungsi dan peranan yang berarti bagi
masyarakat tersebut. Seperti yang diungkapkan Khayam (1981:38) bahwa: “Kesenian
tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat, sebagai salah satu bagian yang
penting dari kebudayaan itu sendiri”.
Musik tongtong yang pada awalnya hanya sebuah alat musik individual, kemudian
berkembang sebagai media hiburan yang pada umumnya muncul atau ditampilkan pada
waktu upacara keagamaan, upacara selamatan, serta sosialisasi atau penerangan
informasi. Tidak hanya dalam aspek hiburan, tetapi juga sebagai media atau alat
untuk menjalin kesatuan kelompok masyarakat khususnya dalam konteks upacara dan
juga untuk menciptakan rasa nyaman dan aman, dalam hal ini berhubungan dengan
kepercayaan masyarakat pada mitos dan leluhurnya.
2.2 Kegunaan dan peran musik tong tong terhadap kota situbond
beberapa kegunaan dan peranan musik tongtong bagi masyarakat terutama masyarakat di Kabupaten Situbondo. Diantaranya peranan yang pertama adalah sebagai media hiburan, dan kegunaan yang kedua adalah sebagai media sosialisasi/penerangan yang harus membawa pesan kepada masyarakat. Hal ini mengandung arti bahwa musik tongtong dalam pertunjukannya digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan pendidikan, pesan agama Islam (karena mayoritas penduduk Situbondo merupakan muslim), dan hal-hal lain yang merupakan program pemerintah dan penting untuk diketahui oleh masyarakat, seperti progam Keluarga Berencana. Dengan demikian terjadilah komunikasi antara seniman penyaji (pihak yang memberi pesan) dengan penonton (pihak yang menerima).
2.3 Perbedaan
Alat musik tong tong pada umumnya
instrumen
tongtong di Kabupaten Situbondo mempunyai perbedaan dengan intrumen tongtong
pada umumnya, termasuk instrumen tongtong yang ada di Madura. Tongtong
Situbondo mempunyai ciri khas yakni ruang resonator yang berjumlah dua.
Sedangkan pada umumnya tongtong yang ada di Madura ataupun di daerah lain hanya
mempunyai satu ruang resonator.
Berikut merupakan spesifikasi alat musik
Tongtong:
Adapun alat pemukul tongtong disebut
koltakkol dengan ukuran ketebalan ± 2,5 cm dan panjang ± 30 cm. Terbuat dari
kayu/bambu dan atau kayu yang dilapisi dengan kawat besi.
Selain itu, pemberian nama pada masing-masing
tongtong pun juga berbeda dengan patokan nama tongtong yang ada di Sumenep atau
Bangkalan. Oleh karena itu, contoh sebutan instrumen tongtong di bawah ini
bukan merupakan sebutan baku karena tiap daerah atau tiap komunitas/seniman
berbeda pula menyebutnya. Nama-nama tersebut dibawah ini merupakan sebutan umum
di Situbondo.
Penting untuk diketahui juga, sebagian
masyarakat Situbondo kadang menyebut tongtong dengan istilah lain seperti kentong, patrol,
atau toktok.
2.4 Konsep
Pembuatan Alat Musik Tongtong Situbondo
Persyaratan yang
harus dipenuhi dalam pemilihan bahan baku pembuatan tongtong adalah jenis dan
sifat bambu. Jenis bambu yang paling cocok dibuat tongtong adalah material
bambu yang padat dan bentuknya besar serta lurus. Selain itu, bambu tersebut
bisa bertahan cukup lama. Sedangkan sifat bambu yang sebaiknya dipilih adalah
bambu yang lunak untuk dikikis dengan alat pahat, sehingga ketika dipahat
(dilubangi) tidak mudah pecah atau retak. Adapun bambu yang memenuhi syarat di
atas adalah bambu petung (perreng pettung), dan perreng kaju. Selain itu, bambu
tersebut juga harus benar-benar kering dan berusia tua namun tidak rapuh.
Kesemuanya itu sangat mempengaruhi kualitas bunyi yang dihasilkan.
Berikut merupakan konsep pembuatan instrumen tongtong :
Pemotongan bambu disesuaikan dengan perbandingan ukuran panjang dan diameter.
Proses awal bambu direndam dalam air selama kurang lebih satu minggu. Hal ini
bertujuan untuk membuat bambu bertahan cukup lama (tentunya setelah diproses pengeringan
terlebih dahulu).
Proses pengeringan bambu berlangsung cukup lama, sekitar kurang lebih enam
bulan sampai satu tahun sampai bambu tersebut benar-benar kering.
Proses pelubangan ruang resonator dilakukan setelah lapisan kulit bambu
diperhalus dengan menggunakan hampelas. Sebelum dimulai pelubangan terlebih
dahulu ditentukan prakiraan awal ukuran panjang dan lebar lubang resonator.
Lubang pertama yang dibuat adalah ruang resonator yang ukurannya lebih pendek
dan lebar.
Proses pelarasan/penyeteman.
Proses finishing, yakni penyempurnaan bentuk luar instrumen dengan memberi
hiasan warna, gambar atau tulisan dan pelarasan akhir, yakni memperbaiki
perubahan nada akibat penambahan ornamen.
Sejak proses awal hingga akhir biasanya diikutkan sesi ritual (erokat). Hal ini
bertujuan untuk membuat tongtong tersebut menjadi bermanfaat terutama bagi
pemakainnya. Sebenarnya ritual seperti ini sering dilakukan dalam kehidupan
sosial masyarakat Situbondo seperti pada saat peletakan batu pertama
pembangunan rumah atau gedung, untuk nyalamette kendaraan yang baru
dibeli, dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Dari uraian
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kesenian tradisional yang merupakan
salah satu unsur kebudayaan, dalam kehidupan tidak dapat lepas dari masyarakat
pendukung dan lingkungannya. Berdasar hal tersebut dapat dikatakan pula bahwa
kesenian (termasuk musik) tradisional yang ada di satu kelompok masyarakat
tertentu berbeda dengan kesenian tradisional kelompok masyarakat lainnya. Hal
tersebut dikarenakan musik tradisional merupakan sebuah hasil karya dari
kegiatan manusia yang tentunya memperlihatkan karakter-karakter tertentu sesuai
dengan nilai, keyakinan, dan pengetahuan seniman terutama berkaitan dengan
lingkungan tempat seniman berada. Kesenian tradisional tersebut biasanya
diterima sebagai pewarisan dari generasi sebelumnya kepada generasi baru. Dalam
prosesnya kesenian tradisional umumnya akan mengalami perubahan-perubahan
tertentu setelah diterima oleh generasi penerusnya. Perubahannyapun bisa berupa
perubahan sebagian atau hampir pada seluruh bentuk kesenian tersebut.
Saran
Budaya merupakan
satu rangkaian yang tak bisa di pisahkan dari masyarakat Indonesia. Budaya
sangat penting bagi msyarakat,tapi di jaman modern ini kebudayaan yang ada di
Indonesia mulai menurun, dari tari-tarian, seni patung dll, mulai dilupakan
oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kita harus menjaga
kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia, terutama kebudayaan seni.
Terbentuknya suatu
kebudayaan tergantung pada generasi mudanya, apakah mereka dapat melestarikan
kebudayaan tersebut kepada anak cucu mereka. Sehingga terbentuklah suatu
kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. dan lingkungannya. Berdasar hal tersebut dapat dikatakan pula bahwa
kesenian (termasuk musik) tradisional yang ada di satu kelompok masyarakat
tertentu berbeda dengan kesenian tradisional kelompok masyarakat lainnya. Hal
tersebut dikarenakan musik tradisional merupakan sebuah hasil karya dari
kegiatan manusia yang tentunya memperlihatkan karakter-karakter tertentu sesuai
dengan nilai, keyakinan, dan pengetahuan seniman terutama berkaitan dengan
lingkungan tempat seniman berada. Kesenian tradisional tersebut biasanya
diterima sebagai pewarisan dari generasi sebelumnya kepada generasi baru. Dalam
prosesnya kesenian tradisional umumnya akan mengalami perubahan-perubahan
tertentu setelah diterima oleh generasi penerusnya. Perubahannyapun bisa berupa
perubahan sebagian atau hampir pada seluruh bentuk kesenian tersebut.
Saran
Budaya merupakan
satu rangkaian yang tak bisa di pisahkan dari masyarakat Indonesia. Budaya
sangat penting bagi msyarakat,tapi di jaman modern ini kebudayaan yang ada di
Indonesia mulai menurun, dari tari-tarian, seni patung dll, mulai dilupakan
oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kita harus menjaga
kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia, terutama kebudayaan seni.
Terbentuknya suatu
kebudayaan tergantung pada generasi mudanya, apakah mereka dapat melestarikan
kebudayaan tersebut kepada anak cucu mereka. Sehingga terbentuklah suatu
kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
Daftar Pustaka
http://www.djuned.com/2012/01/trolingkung-kesenian-situbondo.html