بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
Pada suatu hari di sebuah desa hidup seorang gadis dan
seorang pria yang bernama Annisa dan Robbi. Perawakan Annisa sangat cantik dan
Robbi sangat tampan. Suatu hari annisa sangat gundah gulana semenjak melihat si
robbi, entah apa yang sedang ia fikirkan dalam benak hati ada rasa aneh yang
berselimut di hatinya. Rasa ingin dekat dengan si robbi, rasa ingin memiliki.
Dan pada saat itu si annisa mencoba memberikan beribu
perhatian kepadanya dan usahanya itu ternyata tidak sia-sia. Robbi paham akan
perhatian yang selama ni annisa berikan kepadanya dan robbi menerima usahanya
annisa dengan penuh rasa senang.
Pada suatu malam di bulan Ramadan tepatnya pukul 00.00 si
robbi mengajak annisa utuk pergi ke suatu tempat untuk membicarakan suatu hal
penting dan annisa pun menyetujuinya. Dan pada hari itu mereka berdua janjian
di suatu tempat. Dan pada saat itu si robbi memegang tangan annisa pada saat
itu annisa heran dengan apa yang dilakukan robbi padanya. Dan si robbi
mengatakan suatu hal kepada annisa “annisa mau kah kamu menjadi pacarku?”
annisa hanya bisa diam tak percaya dengan semua ini, dan pada saat itu robbi
hanya bisa diam dan berharap atas jawaban apa yang akan diberikan annisa
kepadanya. Dan pada saat itu annisa tersenyum kepada robbi dan annisa
mengatakan bahwa dia mau menjadi pacarnya, sontak robbi senang tak karuan dan
si robbi mengatakan sesuatu kepada annisa “aku punya sesuatu untukmu” dan
annisa menjawab “apa?”.
Lalu robbi mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan
ternyata sepasang cincin yang berukirkan nama annisa dan nama robbi, dan saat
itu annisa bahagia sekali lalu robbi memasangkan cincin itu di jari manis
annisa (cincin yang bertuliskan nama robbi dipakai annisa begitupun sebaliknya)
lalu annisa memakaikan cincin di jari manis robbi. Lalu mereka melewati malam
dengan penuh canda tawa dan kemesraan. Lalu mereka pulang melewati jalan
setapak dengan bergandengan tangan dan robbi mengucapkan kata manis untuk
annisa.
“Jalan ini akan menjadi saksi bisu cinta kita berdua dan cincin ini akan menjadi lambang suci akan terjalinnya ikatan cinta kita, dan bintang pun tersenyum kepada kita karena tangan tuhan telah menyatukan cinta kita, aku harap cinta kita ini akan bertahan sampai di ujung pelaminan dan sampai akhir hayat kita berdua” dan annisa pun menjawab “Aku akan selalu mengingat kisah ini dan tidak pernah akan aku lupakan seumur hidupku engkaulah segalanya bagiku, engkaulah matahiriku tanpa engkau hidupku penuh dengan kegelapan tanpa adanya sinar cintamu.” Dan robbi pun mengecup manis dahi annisa dengan lembut.
“Jalan ini akan menjadi saksi bisu cinta kita berdua dan cincin ini akan menjadi lambang suci akan terjalinnya ikatan cinta kita, dan bintang pun tersenyum kepada kita karena tangan tuhan telah menyatukan cinta kita, aku harap cinta kita ini akan bertahan sampai di ujung pelaminan dan sampai akhir hayat kita berdua” dan annisa pun menjawab “Aku akan selalu mengingat kisah ini dan tidak pernah akan aku lupakan seumur hidupku engkaulah segalanya bagiku, engkaulah matahiriku tanpa engkau hidupku penuh dengan kegelapan tanpa adanya sinar cintamu.” Dan robbi pun mengecup manis dahi annisa dengan lembut.
Lalu pada keesokan harinya pas hari Lebaran mereka pergi ke
masjid bersama, dan yang paling mengesankan lagi mereka pergi ke rumah orangtua
robbi dan annisa berdu’aan. seperti galih dan ratna sangat romantis sekali.
Hari berganti hari bulan berganti bulan cinta mereka tidak
goyah bagai batu karang diterpa kerasnya ombak. Lalu pada malam hari annisa
pergi ke rumah robbi untuk memperlihatkan sesuatu kepada robbi ternyata yang
diperlihatkan annisa adalah sebuah hadiah Cerdas cermat antar kabupaten dan
annisa mendapat juara pertama, dan raut muka robbi tampak sangat bahagia
sekali, lalu robbi pun menunjukan sesuatu kepada annisa berupa amplop. Dan
ternyata isi surat dalom amplop adalah surat panggilan kerja di pelayaran
daerah Bayuwangi Jawa timur. Sontak raut muka annisa tampak sedih dan gelisah
lalu annisa berkata kepada robbi “apakah engkau akan pergi ke Bayuwangi untuk
bekerja disana?”
Lalu robbi menjawab “iya aku akan pergi kesana, itu yang aku harapkan dari dulu dan orangtua ku pun menyuruhku untuk pergi kesana”
“lalu kamu berapa bulan disana?”
“aku belum tau persisnya kapan.”
Annisa mulai meneteskan air mata.
“akan aku lakukan apa yang engkau mau asal engkau tidak pergi dari sisiku.”
“maafkan aku aku akan tetap pergi mengejar cita-citaku.”
“apakah engkau iklas tuk meninggalkanku”
“jujur aku tidak iklas meninggalkan mu aku berada di posisi yang sangat sulit”
“apa kamu rela meninggalkan semua kenangan kita dulu?”
“akan aku simpan selalu kenangan indah kita tidak akan pernah aku lupakan kenangan kita dan cincin ini menjadi pengikat cinta kita, percayalah aku akan setia kepadamu.”
Lalu annisa memeluk robbi dengan penuh air mata berlinang di pipi annisa lalu robbi mengusap air mata annisa dengan tangannya yang lembut.
Lalu robbi menjawab “iya aku akan pergi kesana, itu yang aku harapkan dari dulu dan orangtua ku pun menyuruhku untuk pergi kesana”
“lalu kamu berapa bulan disana?”
“aku belum tau persisnya kapan.”
Annisa mulai meneteskan air mata.
“akan aku lakukan apa yang engkau mau asal engkau tidak pergi dari sisiku.”
“maafkan aku aku akan tetap pergi mengejar cita-citaku.”
“apakah engkau iklas tuk meninggalkanku”
“jujur aku tidak iklas meninggalkan mu aku berada di posisi yang sangat sulit”
“apa kamu rela meninggalkan semua kenangan kita dulu?”
“akan aku simpan selalu kenangan indah kita tidak akan pernah aku lupakan kenangan kita dan cincin ini menjadi pengikat cinta kita, percayalah aku akan setia kepadamu.”
Lalu annisa memeluk robbi dengan penuh air mata berlinang di pipi annisa lalu robbi mengusap air mata annisa dengan tangannya yang lembut.
Lalu pada keesokan harinya robbi berpamitan kepada
orangtuanya dan pergi ke rumah annisa berniat untuk bertemu untuk yang terakhir
kalinya. Lalu robbi menemuai annisa dan sontak annisa langsung menangis di
depan kekasihnya itu. Dan robbi berkata. “nisa, aku pamit dulu akan berangkat
ke Bayuwangi tuk mengejar cita-citaku” annisa tidak bisa berkata apa-apa hanya
air mata yang dapat ia perlihatkan kepada kekasihnya, lalu robbi menghapus air
mata dengan selendang merah yang sudah ia persiapkan dari rumah untuk diberikan
kepada annisa. Lalu robbi memeluk annisa dengan penuh kasih sayang dan
mengucapkan kata “aku akan cepat pulang tuk meminta kepada orangtuamu agar
merestui hubungan kita” lalu annisa terseyum sendu kepada robbi. Lalu annisa
mengantarkan kekasihnya ke stasiun untuk melepas orang yang sangat ia cintai
itu.
Di stasiun annisa tak henti-hentinya menangis lalu robbi pun
memeluk annisa untuk menenangkan dia. Kereta yang ditunggu pun akhirnya datang
juga dan robbi pun berpamitan kepada kekasihnya “selamat tinggal annisa jaga dirimu
baik-baik, jika kamu kangen sama aku lihatlah cincin itu maka aku akan terlihat
disitu dan menghiburmu”. lalu annisa berkata kepada robbi “hati-hati di jalan
jaga dirimu baik-baik aku akan setia menunggu mu di sini.” lalu robbi pun masuk
ke dalam kereta dan akhirnya kereta pun berangkat meninggal kan stasiun dan
annisa. Annisa hanya mampu melambaikan tangan sambil mengangis.
Hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun berganti
tahun robbi pun tak kunjung pulang. Dan pada bulan desember robbi pun pulang
dan langsung menemui annisa, betapa bahagianya annisa melihat kekasihnya
pulang. annisa memeluk robbi dengan mesra. Dan mereka mengulang kenangan yang
pernah ia berdua lewatkan bersama. Dan pada tanggal 7 desember robbi mengajak
annisa untuk bertemu dan annisa pun menyanggupinya. Dan mereka pun bertemu di
suatu tempat dan robbi membicarakan hal yang sangat penting kepada annisa.
“annisa maksudku mengajak mu ke tempat ini untuk mengutarakan maksudku”
“apa robbi”
“aku pulang ke sini karna disuruh orangtua ku”
“lha kenapa?”
“aku akan dijodohkan dengan gadis pilihan orangtuaku sebenarnya aku tidak mau dijodohkan aku maunya sama kamu”
Annisa dengan wajah sedih dan hampir menangis “lalu kamu menerima perjodohan itu?”
“aku tidak bisa menolak keinginan orangtuaku, aku berharap kamu mengerti akan semua ini, apakah kamu iklas melepasku?”
“jujur aku tidak rela jika kamu pergi dariku, kalau itu kemauan orangtua mu maka aku iklas merelakanmu pergi dari hidupku.”
Lalu handphone robbi berbunyi ada yang menelfon lalu robbi mengangkat telfon itu ternyata dari ayahnya robbi, robbi disuruh pulang karena gadis yang akan dijodohkan dengan dia sudah datang. Lalu robbi bergegas pulang dan berpamitan kepada annisa untuk pulang duluan.
Lalu annisa pulang ke rumah dengan perasaan sedih dan
kecewa, sepanjang malam annisa terus menangis karena memikirkan kekasihnya yang
sangat ia cintai itu akan pergi selama-lamanya dari hidupnya.
Lalu pada tanggal 10 Desember adalah hari pernikahan robbi,
annisa di rumah mendapat undungan pernikahan dari robbi. Perasaan dan hati
annisa campur aduk melihat undangan pernikahan tersebut. Dan pada sore hari
annisa memutuskan untuk datang ke pernikahannya robbi, sepanjang acara tidak
henti-hentinya meneteskan air mata dan annisa menghapus air mata itu dengan
selendang merah yang diberikan robbi pada saat ia masih pacaran dulu. Lalu
annisa naik ke pelaminan untuk memberikan selamat kepada robbi dan istrinya itu
dengan mata merah ia beranikan menatap wajah robbi sambil tersenyum penuh
kesedihan. Lalu annisa pulang dari pesta pernikahan robbi dengan perasaan
sedih, disaat itu robbi menatap kepergian annisa dari pesta perkawinannya itu,
dalam benak hati robbi tidak tega melihat annisa seperti itu, tapi mau
bagaimana lagi semuanya sudah terlanjur.
Dan annisa mencoba tegar menghadapi semua ujian dari ALLAH
SWT dengan sabar. Dan kini semua kenangan semua foto indah dan selendang merah
yang pernah di kasih robbi dalam hidupnya. Hanya senyuman yang dapat annisa
tunjukan saat melihat foto dia bersama robbi dan akan dia simpan selalu semua
kenangan indah yang pernah ia lewati bersama robbi dan selendang merah itu jadi
saksi bisu berakhirnya cinta mereka.
0 komentar:
Posting Komentar